Kondisi pendidikan di Indonesia ternyata masih jauh dari idealitas yang selama ini diharapkan. Pelaksanaan sistem pendidikan nasional sejauh ini masih banyak ditemukan masalah di mana-mana.
Bukan malah
membaik, kondisi dunia pendidikan sekarang ini justru makin parah dengan
berbagai potret buram yang sering menghiasi. Mulai dari akses
pendidikan yang kurang merata, infrastruktur yang kurang memadai bahkan
berkualitas rendah, serta kurikulum yang selalu berubah.
Tak
perlu jauh berkaca. Pelaksanaan Ujian Nasional 2013 yang akhirnya
terpaksa mengalami penundaan untuk beberapa wilayah di Indonesia dapat
menjadi salah satu cermin tentang realitas sistem pendidikan di negeri
ini.
Selain itu, ketersediaan infrastruktur pendidikan yang
belum mantap pun menjadi satu alasan tersendiri untuk menyebut
pendidikan di Indonesia masih carut marut. Hal itu ternyata menimbulkan
pengaruh yang sangat kompleks terhadap semakin sulitnya pendidikan
dikatakan berhasil dalam mencetak generasi bangsa unggul.
Fakta
ironis yang pernah ditemui adalah masih banyak bangunan sekolah rusak di
hampir seluruh wilayah Indonesia. Kasus ini dapat dijumpai di beberapa
kota Surabaya, Surakarta, dan Jakarta.
Di Surabaya, sebuah
bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Jalan Wonorejo IV/54, roboh.
Peristiwa ini terjadi pada Minggu, 2 September 2012 dan menelan korban
tiga pekerja, satu tewas, dua orang luka.
Kejadian serupa juga
terjadi di SDN Pelemgadung, Surakarta, pada Sabtu, 6 Oktober 2012.
Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
Untuk kasus
di DKI Jakarta, setidaknya ditemukan beberapa kasus sekolah roboh,
seperti SDN 02 Pagi Cijantung. Bangunan sekolah ini roboh karena tidak
kuat menahan genteng yang baru seminggu dipasang.
Selain itu, ada
kasus serupa yang terjadi di SDN 03 Rawamangun pada Selasa, 6 November
2012. Bahkan sebelumnya pada Selasa, 5 Juni 2012, bangunan SDN 20
Cipinang Besar Selatan juga ambruk.
Banyaknya kejadian ini
semakin menguatkan dugaan adanya ketidakseriusan pemerintah untuk
memajukan pendidikan. Belum lagi pada sektor lain, pendidikan seolah
tidak menjadi perhatian utama pemerintah.
Selain bangunan, masih
banyak sekolah di Indonesia belum memiliki fasilitas memadai, seperti
tidak adanya perpustakaan. Padahal, sebuah lembaga pendidikan dapat
dikatakan ideal salah satunya dengan menyediakan fasilitas perpustakaan.
Hal
ini diamini oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Penyediaan infrastruktur yang memadai masih menjadi kendala dalam
memajukan pendidikan.
"Peningkatan kualitas pendidikan masih terkendala oleh penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai," ujar Mendikbud M Nuh dalam renstra, Jumat (26/4).
Nuh
menambahkan, pemenuhan infrastruktur pendidikan itu belum mencapai
angka 100 persen. "Baru 74,5 persen SMA/MA dan 62,7% SMK/MAK yang telah
memiliki perpustakaan, sementara hanya 47,8% sekolah yang telah memiliki
fasilitas komputer," terang dia.
Lebih lanjut, Nuh menambahkan,
hal ini dapat terjadi lantaran masih terdapat masalah dalam pengelolaan
dan penyelenggaraan pendidikan. "Koordinasi antar kementerian dan
lembaga yang mengelola dan menyelenggarakan pendidikan, serta antara
pemerintah pusat dengan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten dan
pemerintah kota belum sepenuhnya tertata dengan baik. Demikian pula
peran serta masyarakat dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan
belum dikelola dengan maksimal," pungkas dia.
sumber: www.merdeka.com
No comments:
Post a Comment